Pengelolaan Rumput Laut E.Cottonii Basah

Rumput laut Eucheuma Cottonii atau juga sering disebut sebagai Kappapicus Alvarezi hingga saat ini masih memegang sebagai rumput laut yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Sebagian besar pulau di Indonesia telah membudidayakan species ini. Mulai dari Sumatera sampai Irian Jaya. Sulawesi Selatan masih memegang sebagai penghasil rumput laut Eucheuma Cottonii terbesar di Indonesia.

Tahun 2013 ini pemerintah mentargetkan hasil rumput laut Eucheuma Cottonii kering sebanyak 15 juta ton. Target tersebut bukan tanpa alasan karena pada tahun 2012 hasil produksi rumput laut Eucheuma Cottoni mencapai hingga 14,1 juta ton rumput laut kering. Rumput laut yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan Kappa Carrageenan ini dijual oleh petani dalam bentuk kering untuk keperluan dalam negeri ataupun Export ke berbagai negara.

Pengelolaan rumput laut basah menjadi kering sebenarnya tidak terlalu sulit, biasanya petani rumput laut menjemur rumput laut ini selama tiga hari untuk mendapatkan rumput laut kering yang sesuai dengan standar kebutuhan. Standar kekeringan rumput laut atau yang biasa di sebut sebagai Moisturicy adalah antara 35% hingga 38%, kotoran maksimal 4% dan usia tanam minimal 45 hari.

Penjemuran rumput laut sebaiknya dilakukan di atas para-para agar kebersihan rumput laut dapat terjaga dari kotoran yang menempel dalam thalusnya seperti tanah, pasir, kerikil dan lain sebagainya. Perbandingan antara rumput laut basah dan kering adalah satu banding sepuluh atau untuk membuat 1kg rumput laut kering dibutuhkan 10kg rumput laut basah

Pengelolaan Rumput Laut E.Cottonii Basah

Pengelolaan Rumput Laut E.Cottonii Basah

Pengelolaan Rumput Laut E.Cottonii Basah